Masing-Masing Warna Disesuaikan Dengan Maksud Dan Tujuan Dari Perayaan Acara Tersebut.
Dalam perayaan syukuran suatu acara, termasuk Hari Kemerdekaan Indonesia, nasi tumpeng biasanya disajikan. Berbentuk kerucut, nasi tumpeng banyak dikelilingi sayuran dan lauk. Warnanya pun bermacam-macam.
Ada nasi tumpeng berwarna kuning yang banyak digunakan, hingga nasi tumpeng berwarna putih. Namun tahukah Anda, kalau warna terhadap nasi tumpeng itu ternyata punyai makna masing-masing?
Sesuai namanya, tumpeng berwarna putih manfaatkan nasi putih. Makna warna putih ini adalah tumpeng selanjutnya biasanya digunakan untuk acara yang melambangkan kesucian. Misalnya terhadap acara sakral upacara keagamaan dan lain-lain.
PlayvolumeAd
Sementara itu, tumpeng nasi uduk manfaatkan nasi uduk yang biasanya di sediakan didalam acara tasyakuran atau maulid Nabi didalam agama Islam.
Terakhir adalah tumpeng warna kuning yang dinamakan tumpeng nasi kuning. Warna kuning terhadap sajian tumpeng melambangkan kesejahteraan, kekayaan, atau rezeki untuk acara yang sifatnya puas cita. Oleh gara-gara itu, tak heran kalau tumpeng nasi kuning sering dibuat didalam acara pernikahan, kelahiran, dan lainnya
Di Indonesia, siapa yang tidak kenal tumpeng? Tumpeng selalu sama juga bersama dengan bermacam perayaan, layaknya perayaan Hari Kemerdekaan RI yang kerap mengadakan lomba tumpeng, perayaan ulang tahun, perayaan keberhasilan sebuah film atau acara, perayaan upacara adat, dan masih banyak lagi. Bahkan, saking populernya makanan ini, kini banyak nasi tumpeng Jakarta yang dijual dalam versi ‘kekinian’, tumpeng mini misalnya. Mengapa tumpeng dapat sedemikian populernya lebih-lebih di Pulau Jawa? Nasi Tumpeng di Ciputat
Nasi tumpeng rupanya bukan cuma cuman makanan bersama dengan tmapilan menarik dan rasa yang lezat. Lebih berasal dari itu, nasi tumpeng punyai arti filosofis yang begitu dalam berasal dari budaya asalnya, budaya Jawa. Nasi tumpeng ada sebagai wujud rasa terima kasih terhadap Tuhan pemilik semua alam semesta. Ia terhitung merupakan representasi berasal dari interaksi antara Tuhan bersama dengan manusia dan manusia bersama dengan sesamanya. Masyarakat Jawa percaya, bahwa formalitas ‘selametan’ atau biasa disebut ‘tumpengan’ ini mengungkap interaksi relasi sesama yang makhluk hidup, lingkungan, dan kebolehan yang ada di luar diri manusia.
Mulanya, nasi tumpeng dibuat bersama dengan target memuliakan gunung sebagai daerah bersemayam para arwah leluhur, sekaligus rasa syukur terhadap melimpahnya sumber kehidupan masyarakat. Kehidupan penduduk Jawa amat erat kaitannya bersama dengan alam. Mereka amat menghargai alam, gara-gara mengetahui bahwa hidup mereka terkait berasal dari alam. Banyak sekali pelajaran hidup yang mereka dapatkan berasal dari alam sekitar. Dengan banyaknya gunung yang melingkari Indonesia, lebih-lebih Pulau Jawa, maka umumnya penghasilan orang Jawa diperoleh berasal dari bercocok tanam. Sebab, style tanah vulkanik sebenarnya subur dan ideal untuk bercocok tanam. Mereka menanam padi, sayur-mayur, buah-buahan, hinggahewan ternak, layaknya ayam, bebek, wedus atau kambing, sapi, dan kerbau. Jadi, sebenarnya nyaris semua kebutuhan hidup mereka didapatkan berasal dari tanah di kira-kira gunung.
Dengan filosofi tersebut, maka tak heran jikalau nasi tumpeng punyai wujud kerucut bersama dengan lauk pauk mengalilingiya yang merepresentasikan gunung dan sekelilingnya. Selain itu, wujud ini terhitung merepresentasikan konsep ketuhanan bersama dengan suatu hal yang besar dan tinggi mengerucut. Tuhan-lah yang berada di puncak segalanya.
Lauk Pauk Pelengkap Nasi Kuning
Sajian lauk-pauk yang melingkari nasi tumpeng, idealnya berjumlah 7 macam. Angka 7 dalam bhs Jawa adalah pitu yang terhitung merupakan kependekan berasal dari pitulungan atau pertolongan. Barikut ini sebagian arti filosofis berasal dari tiap-tiap lauk-pauk yang lazim melengkapi nasi tumpeng.
Nasi kerucut
Nasi bersifat kerucut sudah disebutkan melambangkan gunung sebagai daerah yang tinggi. Masyarakat Jawa percaya, gunung adalah daerah bertahtanya terhadap penguasa alam dan daerah yang dimuliakan Tuhan. Masyarakat Jawa memasang Tuhan terhadap posisi tertinggi yang menguasai semua alam dan manusia. Ada dua style warna nasi tumpeng yang paling kerap dibuat, yakni tumpeng putih dan tumpeng kuning. Tumpeng putih umumnya ada dua style juga, nasi uduk dan nasi biasa. Namun, ini cuman perkara rasa.
Terkait makna, jikalau ulang terhadap pengaruh ajaran Hindu, warna putih terhadap nasi tumpeng putih dimisalkan layaknya Dewa Matahari yang merupakan sumber kehidupan bersama dengan cahayanya yang berwarna putih bersinar. Selain itu, putih terhitung melambangkan kesucian. Sedangkan, warna tumpeng kuning yang dimisalkan layaknya emas melambangkan rezeki, kelimpahan, dan kemakmuran.
Sayuran urap
Sayuran ini yang paling khas berasal dari nasi tumpeng. Urap berasal berasal dari kata urip dalam bhs Jawa yang bermakna hidup. Artinya, dapat menghidupi atau menafkahi keluarga. Urip terhitung dapat bermakna sumber kehidupan. Sayuran merupakan simbol berasal dari alam semesta yang subur.
Biasanya sayuran dalam urap terdiri berasal dari kangkung, bayam, kacang panjang, tauge, dan bumbu urap yang terbuat berasal dari parutan kelapa yang diolah. Kangkung dimisalkan jinangkung (terwujud/tercapai) yang bermakna harapan sehingga segala cita-cita dapat tercapai dalam situasi apa pun bersama dengan teguh, ulet, dan pantang menyerah, sama layaknya kangkung yang dapat tumbuh di air atau darat. Bayam dimisalkan kehidupan yang ayem tentrem (aman dan damai), tidak banyak konflik. Kacang panjang dimisalkan kesimpulan yang jauh ke depan. Sedangkan, tauge perlambang kesuburan.
Ayam
Ayam yang biasa digunakan di tumpeng adalah ayam jantan atau ayam jago. Maknanya adalah jauhi sifat-sifat jelek berasal dari ayam jago yang dimiliki manusia, layaknya sombong, selalu menyela sementara berbicara, dan selalu mulai benar atua egois.